Entri Populer

Selasa, 01 April 2014

Alat Musik Moderen Hermanto Aulia Page 11 Trombon Trombon adalah alat musik tiup logam. Seperti pada alatmusik tiup logam lainnya, suara dihasilkan denganmenggetarkan bibir.Kata trombon diambil dari bahasa Itali tromba (terompet)dan -one (akhiran yang berarti besar), maka secara bahasatulis arti trombon adalah "terompet besar". Karena memangsecara ukuran trombon lebih besar daripada terompet.Pemain trombon disebut trombonis .

Kamis, 26 Desember 2013

SEJARAH MUSIK SKA

asal usul aliran SKA SEJARAH MUSIK SKA
Untuk mempelajari kita harus memahami tentang sebuah makna dalam perjalanan waktu.Begitu halnya dengan sejarah musik ska.
Adalah Perang Dunia II yang mengubah segalanya. Kekuasaan Inggris terhadap negara-negarajajahannya runtuh sebelum masa PD II & terpecah belah pada saat pertengahan masa peperangan.Inggris memeberikan kemerdekaan kepada negara-negara ja...jahannya setelah mendapat tekanandari pemerintahan kolonial. Pada tahun 1962 Jamaika membentuk pemerintahan sendirimeskipun masih tetap sebagai negara persemakmuran. Budaya Jamaika & musiknya mulaiterefleksi dalam optimisme baru & aspirasi rakyat yang liberal.
Sejak tahun 40'an Jamaika telah mengadopsi & mengadaptasi berbagai bentuk musik dari Amerika.Pada saat PD II berakhir, begitu banyak band-band di Jamaika yang memainkan musik-musik dansa.Grup seperti Eric Dean Orchestra dengan trombonisnya Don Drummond & master gitarisnyaErnest Ranglin terpengaruh oleh musisi-musisi jazz Amerika seperti Count Bassie, ErskineHawkins, Duke Ellington, Glenn Miller & Woody Herman. Ditahun 50'an ketenaran band-bandjazz di Amerika digantikan oleh grup-grup yang kecil & cenderung lebih memainkanirama bop/rhythm & blues sound. Musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerikaterpengaruh & membawa pola permainan musik tersebut ke daerah asalnya. Band-band lokaldi Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Champ & Tom The GreatSebastian mulai memainkan gaya baru tersebut.Ditahun 1954, pertunjukan terbesar pertama kali diadakan di kota Kingston tepatnyadi Ward Theatre. Band-band tradisional yang memainkan irama mento-folk-calypso ikut ambilbagian & sering sekali band-band tersebut mengisi acara di hotel-hotel yang ada di Jamaika& seputar pulau tersebut. Pada akhir tahun 50'an pengaruh-pengaruh jazz, R&B, & mento(sejenis musik calypso) melebur menjadi satu bentuk baru yang dinamakan 'shuffled'.Irama shuffled memperoleh popularitas berkat kerja keras musisi-musisi seperti NevilleEsson, Owen Grey, The Overtakers & The Matador Allstars. Banyak studio & perusahaan rekamanyang mengalami perkembangan & terus berusaha untuk mencari talenta-talenta baru.The Jamaican Broadcasting Corporation pun ikut membangkitkan semangat kepada musisi-musisimuda melalui siaran acara-acara di radio.
Dua orang yang amat berpengaruh dalam perkembangan musik di Jamaika pada tahun 50'an adalahDuke Reid & Clement Seymour Dodd. Bersama istrinya, Duke Reid memiliki toko 'Treasure IslandLiquor' yang berlokasi di jalan Bond (Bond street). Soundsystem Reid dikenal dengan nama'The Trojan', diambil dari tulisan yang tertera pada truknya. Truk yang biasa digunakansebagai angkutan barang untuk tokonya. Dodd menamakan soundsystem miliknya 'Sir CoxsoneDownbeat' yang diambil dari nama pemain kriket asal Yorkshire, Coxsone. Sepanjang akhirdekade, kedua orang tersebut memimpin persaingan dalam bisnis musik.Walaupun Coxsone lebih dekat dengan 'Ghetto'(perkampungan yang didiami kaum atau kelompoktertentu) Adalah Reid yang dianugerahi sebagai 'King of sound & blues' di Success Club(acara penganugerahan) di tahun 1956, 1957, 1958.
Tahun 1962, saat di mana Jamaika sedang gandrung meniru musik-musik Amerika, Cecil BustamenteCampbell yang kemudian dikenal dengan nama 'Prince Buster', tahu bahwa sesuatu yang baruamat dibutuhkan pada saat itu. Ia memiliki seorang gitaris yang bernama Jah Jerry yangkemudian bereksperimen di musik dengan menitikberatkan 'ketukan 'afterbeat' ketimbang'downbeat'. Hingga pada saat ini ketukan afterbeat menjadi esensi dari singkop (penukaranirama) khas Jamaika. Ska pun lahir. Soundsystem/studio rekaman pun mulai merekam hasi kerjamereka. Dengan tidak memberikan label pada vinyl (piringan hitam) dengan tujuan agarmemperolehkeuntungan diantara para pesaingnya. Sehingga yang lain tidak dapat melihatapa yang dimainkan & 'mencuri' untuk sondsystem mereka sendiri.
Perang antar soundsystem pun memuncak hingga pada saat para donatur terancam oleh segerombolorang-orang yang menyebabkan permasalahan. Orang-orang ini dinamakan 'Dance Hall Crashers'.Meskipun fasilitas Mono Recording yang masih primitif, adalah keteguhan hati dari antusiasnyaakan musik ska yang memungkinkan untuk menjadi musik komersil dari Jamaika yang pertama kali.Dan kenyataannya ska dikenal sebagai musik dansa rakyat Jamaika.
Sepanjang tahun 60'an wilayah ghetto di Jamaika dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang mencaripekerjaan. Pada waktu itu amat susah di dapat. Pada awalnya pemuda-pemuda ini tidak tertarikdengan optimisme musik ska. Pemuda-pemuda tersebut menciptakan identitas kelompok sebagai'Rude Boy' (sebuah trend dikalangan pemuda yang pernah terjadi pada periode awal tahun 40'an)Menjadi 'Rude' artinya menjadi seseorang dimana masyarakat menganggapnya tidak berguna.Gaya dansa ska para Rude Boy memiliki ciri khas tersendiri, lebih pelan, dengan tingkahseakan-akan meninju seseorang. Rude Boy memiliki koneksitas dengan 'Scofflaws'(orang-orangyang selalu menentang hukum) & dunia kriminal lainnya. Hal ini terefleksikan dalam lirik-liriklagu ska. (catatan: gaya penampilan berpakaian Rude Boy yaitu dengan celana panjang yangmengatung hanya semata kaki). Musik ska sekali lagi mengalami perubahan untuk merefleksikan'Mood of the rude' dengan menambahkan tensi pada permainan bass yang disesuaikan dengangaya sebelumnya yaitu 'free-walking bass style'.
Banyak yang berbondong-bondong mengadu nasib di kota Kingston untuk memperoleh ketenarandalam industri musik yang kemudian beralih menjadi penjual ganja ketika gagal & modalmakin menipis. Banyak pula yang berkecimpung dalam dunia kriminal (tergambar dalam film'The Harder They Come' yang diperankan oleh Jimmy Cliff ...film ini dipercaya mengisahkantentang perjalanan hidup Jimmy Cliff)
Dua partai politik yang ada di Jamaika membentuk banser bersenjata. Opini publik punmengarah pada penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturanpemilikan senjata api pun ditilik kembali setelah melalui periode dimana kepemilikansenjata diperbolehkan asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapa pun yangmemiliki senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur hidup
Artis & produser mendukung bahkan 'memaafkan' atas prilaku kelompok Rude Boy melaluimusik ska. Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti"Lawless street" dari kelompok Soul Brothers, "Gunmen coming to town" The Heptones.Duke Reid memproduseri salah satu grup ska The Rude Boy (shuffling down Bond street)C.S. Dodd pun ikut memproduseri grup muda yang memiliki visi musik mereka sebagai'rudies' yaitu kelompok The Wailers ( Bob Marley, Peter Tosh, Bunny Wailer).Prince Buster menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy yaituJudge Dread. Lagu "007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuahkarya cemerlang dalam mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasilmemasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts)
Tema rude boy masih mendominasi sepanjang periode ska, dan popularitasnya memuncak sepanjangmusim panas tahun 1964. Beat ska menjadi lebih lambat & Rocksteady pun lahir. Gelombangska pertama berakhir pada tahun 1968 (Rocksteady adalah bagian cerita lain: Rocksteadykemudian melahirkan musik Reggae. Popularitas musik Reggae di Inggris di sebarkan olehSkinhead; kelompok Rastafarian mengadopsi musik Reggae & lirik-lirik lagunya cenderungbertemakan ajaran Rastafari & pandangan Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub','Dancehall', & seterusnya ...& seterusnya ...)
Memasuki gelombang kedua ...sebelumnya marilah kita lihat beberapa sejarah ska lainnya:ditahun 1962, saat di mana Inggris menjanjikan jaminan secara tak terbatas kepada paraimigran yang berasal dari negara-negara persemakmurannya, kerusuhan ras pun terjadi.Disaat itu musik ska & Reggae sedang populer. Dibawa dari Jamaika oleh banyak musisi &produser yang ikut berimigrasi, termasuk 'The Trojan' & seorang kelahiran Kuba, LaurelAitken. Pada tahun 70'an, imej Rude Boy diperbaharui & ter-ekspresi dalam penggabungan2 jenis musik yang masih tergolong baru di Inggris yaitu Reggae & Punk oleh bandThe Clash (Rudie can't fail). Antara pertengahan hingga akhir tahun 70'an, band sepertiThe Coventry Automatics memilih untuk memainkan ska ketimbang Reggae karena menurutJerry Dammers (pendiri band tersebut), memainkan musik ska lebih mudah & gampang.The Coventry Automatics merubah namanya menjadi The Specials AKA The Automatics,kemudian berubah lagi menjadi The Specials.
Selanjutnya pada tahun 1979 Jerry Dammers mendirikan 2Tone Records. Keinginan Dammerslayaknya seperti Prince Buster di awal tahun 60'an yaitu menciptakan sesuatu yang baru.Hitam & putih menjadi simbol. Lahirlah yang dinamakan dengan 2Tone ska. Logo 2Tone yaitugambar kartun pria berpakaian jas hitam dengan kemeja putih, dasi hitam, topi 'pork pie',kaca mata hitam, kaus kaki putih & sepatu 'loafers' hitam menjadi logo resmi yangkarakternya di beri nama 'Walt Jabsco' (diambil dari nama Walt Disney, pendiri film kartun& Jabsco berarti ganja dalam bahasa slang latin). Diciptakan oleh Dammers sendiriberdasarkan pose Peter Tosh pada sebuah photo awal kelompok The Wailers yang dapatdi lihat pada cover album 'The Wailing Wailer Studio One Realease'.
Pada saat kerusuhan ras sedang terjadi, & organisasi rasis 'National Front' sedang tumbuhpesat, pakaian hitam putih & band yang anggota nya terdiri dari multi ras, mengetengahkanlagu-lagu yang bertemakan 'unity' disaat negara tersebut sedang terpecah belah oleh isurasial. Sama halnya dengan musik ska di Jamaika, situasi yang terjadi pada saat ituterefleksi kedalam lirik lagu, seperti "Racist Friend" The Specials AKA. Band-band sepertiMadness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers & The Specials membuat ska menjadisesuatu yang segar dengan mengolah nomor-nomor ska klasik dari Prince Buster (Roughrider,Madness, Too hot, dll.) & artis-artis gelombang pertamanya.Band lain yang tidak termasuk2Tone tetapi berasosiasi dengan gerakan 2Tone adalah Bad Manners. Ada juga persilangandengan artis gelombang pertama dengan band 2Tone (Rico Rodriguez adalah pemain tromboneyang menjadi additional player pada kelompok The Specials, anak murid dari pemain tromboneternama Don Drummond & sering dipakai sebagai musisi studio do Jamaika)
Pada akhirnya Chrysalis Records membeli 2Tone dari Dammers dengan keputusan menandatanganiperjanjian kontrak dengan band-band 2Tone lainnya. Termasuk antara lain: The Specials,The Selecter, Madness, Rico Rodriguez, The Swinging Cats, The Friday Club, The Bodysnatchers,The Hisons, JB Allstars, Specials AKA, The Apollonairs, The Beat (di Amerika di kenaldengan nama 'The English Beat' karena sudah ada band yang memakai nama The Beat) & sebuahsingle dari Elvis Costello. (catatan: single Elvis Costello tersebut berjudul "I can'tstand up for falling down" menjadi permasalahan & tidak pernah di jual. Copy lagu tersebutdiberikan secara gratis kepada penggemar Costello pada saat pertunjukannya. Costellomemproduseri debut album The Specials & menjadi guest singer sekaligus produser untuksingle The specials AKA yang berjudul Nelson Mandela 12".
Tahun 1985 2Tone label bubar. Dammers mengalami kebangkrutan terhadap perusahaan Chrysalis.Band-band 2Tone mengalami masa popularitasnya dari tahun1978-1985 walau bagaimanapun bukanhanya 2Tone yang memainkan musik ska. Diantara band-band lainnya adalah The Tigers,Ska City Rockers, The Akrylykz (dengan Roland Gift pada tenor sax, yang kemudian bergabungbersama mantan anggota The English Beat Cox, & Steele yang belakangan menjadi penyanyidi Fine Young Cannibals), The Employees, The Piranhas, dan masih banyak lagi ...
Hal tersebut menutup gelombang kedua musik ska ...pada gelombang ketiga: dengan berakhirnya2Tone & gelombang kedua, musik ska menjadi sempit namun tidak menjadi musik yang usang.Adalah The Toasters (pernah merilis single dibawah nama 'Not Bob Marley'), Bim Skala Bim,The Untouchables & Fishbone yang menjadikan tradisi dalam mencampur beat ska dengan unsurunsur musik lainnya seperti pop, rock dan beat-beat lainnya.
Keberadaan gelombang ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan mengkombinasikanhampir setiap jenis musik yang kira-kira dapat dikawinkan dengan irama ska. Band-band sepertiJump With Joey, Hepcat, Yebo, NY Ska Jazz Ensemble & Stubborn Allstars tetap bermain padaakar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo Glow Skulls, Mighty Mighty Bosstones, dll. menggunakanenergi punk untuk menciptakan ska-core. Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetapbertahan pada corak Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll. mencirikanpengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal Florida, Pork Pie Tribes menggabungkanbeat ska dengan musik tradisional Irlandia. Hal lain yang lebih menarik adalah grup bandThe Brownies yang mencampurkan ska dengan apa saja !!
Imej Rude Boy/Rude Girl hadir kembali pada gelombang ketiga, namun kali ini tidak sebagaipemberontak. Tetapi sebagai suporter yang fanatik dengan musik ska. Digelombang ketiga inijuga terdapat hal-hal yang tidak pernah ada pada awal gelombang pertama (beberapa diantaranyaada yang tidak pernah di mengerti) seperti 'Straight Edge' dengan logo 'X' ditangan, boneheads,OI/SKA, Skinhead Against Racial Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep 'sell outs'.Ada beberapa aspek diantaranya yang belum berubah: ska masih menjadi musik kalangan remaja,setiap pertunjukan ska dapat disaksikan oleh segala umur & tidak terlalu mahal untukmengakomodasikannya. Disamping itu juga ska masih membentuk beat yang unik & harmonis walaupundigabungkan dengan unsur-unsur musik lainnya. & orang-orang pun masih banyak yang menikmatinya

Jumat, 20 Desember 2013

SKA is NOT Dead

ska yang pernah menjadi salah satu KECERIAAn utama di blantika musik indonesia di akhir tahun 90-an ini hanya meredup bukan mati, sekali lagi BUKAN MATI!!!yang hilang mungkin hanya para scenesternya, makhluk yang doyan pake topi fedora atau bowler hat, berkaca mata hitam, skinny jeans, sampai bawa2 koper atau pake kemeja bermuda ( kemeja corak pantai) ini menghilang seiring minimnya SKA event atau gigss yang diadakan ..SKA tetap ada meski tern musik tlah berganti dari HIPMETAL, REGGAE SAMPAI METALCORE!!! para aktivis ska tetap berusaha menghidupkan scene yang tumbuh subur di JEPANG dan AMERIKA ini .
ska yang pernah menjadi salah satu KECERIAAn utama di blantika musik indonesia di akhir tahun 90-an ini hanya meredup bukan mati, sekali lagi BUKAN MATI!!!yang hilang mungkin hanya para scenesternya, makhluk yang doyan pake topi fedora atau bowler hat, berkaca mata hitam, skinny jeans, sampai bawa2 koper atau pake kemeja bermuda ( kemeja corak pantai) ini menghilang seiring minimnya SKA event atau gigss yang diadakan ..SKA tetap ada meski tern musik tlah berganti dari HIPMETAL, REGGAE SAMPAI METALCORE!!! para aktivis ska tetap berusaha menghidupkan scene yang tumbuh subur di JEPANG dan AMERIKA ini .

Tau tipe-x kan? Atau pernah dengan Jun Fan Gan Foo? Es coret? Arigatoo? Collonyet? UFO? Dirty Dools? Purpose? Jet Coaster? Rolling doors?Itu adalah nama band asli Indonesia yang melejit di bawah aliran SKA. Ya, SKA salah satu jenis musik yang disukai banyak orang, termasuk saya. Aliran yang kental dengan suara bass “bersahut-sahutan” dan diikuti oleh suara brass yang enak di dengar menjadi salah satu ciri-ciri dari aliran musik ini. Tapi apakah teman-teman tahu bagaimana sejarah musik SKA?Ska di IndonesiaDi Indonesia sendiri gak ada catatan kapan dan siapa musisi kita yang awalnya memainkan musik Ska. Satu hal yang pasti, Sejak Tipe-X rajin ngisi pensi sana-sini dengan musik Ska-nya, musik ini seakan naik kasta menjadi musik industrial yang menjanjikan (Awalnya dianggap sebagai musik minoritas atau indie). Meski banyak musisi yang masih mengadopsi mentah-mentah musik ini, seperti Artificial Life dan sebagainya, gak sedikit pula band Ska kita yang melakukan improvisasi sana sini. Selain Tipe-X ada juga Noin Bullet dan Jun Fun Gung Foo yang meracik musik ini dengan sentuhan musik rock.Seperti sudah diprediksi sebelumnya, gong musik Ska berjalan gak sampai 1 dekade. Dan setelah itu, banyak band Ska pada bubar, meski gak semuanya sih. Sekarang kalo ngomongin soal musik yang satu ini, Shaggy Dog dan Tipe-X kayaknya gak ada matinya.

Saat musik rock merajai televisi dan radio di Era 90an, musik yang satu ini tiba-tiba muncul dan langsung menjadi trend tersendiri di anak-anak muda. Gak cuman nge-trend di telinga, Ska juga menjadi trend lifestyle remaja saat itu. Baju pantai celana pendek, dengan dandanan necis menjadi wabah seiring demam Ska. Meski identik dengan hura-hura dan pesta, rupanya Ska memiliki sejarah gelap dengan syair-syair berisi penderitaan bangsa terjajah yang tersamar dengan alunan aransemen musik dansa.

Sejak mendapatkan status merdeka dan menjadi negara persemakmuran Inggris, perkembangan musik di Jamaika berkembang sangat cepat. Di era tahun 40an, musik –musik dansa dari Amrik begitu populer, seperti Jazz dan Blues. Hingga pada 1962, Cecil Bustamente Campbell yang kemudian dikenal dengan nama ‘Prince Buster’, tahu bahwa sesuatu yang baru amat dibutuhkan pada saat itu. Ia memiliki seorang gitaris yang bernama Jah Jerry yang kemudian bereksperimen di musik dengan menitik beratkan ketukan “afterbeat” ketimbang “downbeat”.Hingga pada saat ini ketukan afterbeat menjadi esensi dari singkop (penukaran irama) khas Jamaika ditambah Free-walking bass style, Ska pun lahir.

Tahun 1962 Ska mulai masuk ke Inggris, melalui musisi dan Produser imigran Jamaika. Ketenaran musik Ska di Inggris kemudian memuncak dengan keluarnya band The Coventry Automatics (cikal bakal The Specials) di pertengahan tahun 70an. Disini musik Ska digunakan Jerry Dammers (Pendiri the Specials) untuk menangkal isu rasial.Dari Jerrylah kemudian Ska berkembang identik menjadi icon hitam dan putih. Salah satunya munculnya sosok Walt Jabsco (diambil dari nama Walt Disney, pendiri film kartun & Jabsco berarti ganja dalam bahasa slang latin) gambar kartun pria berpakaian jas hitam dengan kemeja putih, dasi hitam, topi ‘pork pie’, kaca mata hitam, kaus kaki putih & sepatu ‘loafers’ hitam. Selain the Specials, ada juga Madness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers, band Ska yang meramaikan musik ini di Inggris.Keberadaan gelombang ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan mengkombinasikan hampir setiap jenis musik yang kira-kira dapat dikimpoikan dengan irama ska. Band-band seperti Jump With Joey, Hepcat, Yebo, NY Ska Jazz Ensemble & Stubborn Allstars tetap bermain pada akar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo Glow Skulls, Mighty Mighty Bosstones, dll menggunakan energi punk untuk menciptakan ska-core. Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetap bertahan pada corak Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll mencirikan pengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal Florida, Pork Pie Tribes menggabungkan beat ska dengan musik tradisional Irlandia. Hal lain yang lebih menarik adalah grup band The Brownies yang mencampurkan ska dengan apa saja.

Rude BoyKeberadaan Rude Boy, menjadi simbol yang tak terpisahkan dengan musik Ska. Sampai sekarang, sosok Rude Boy selalu muncul di setiap pertunjukan dan konser musik Ska di seluruh dunia. Namun siap sangka, awalnya Rude Boy sama sekali tak memiliki hubungan dengan musik Ska.Istilah Rude Boy muncul pertama kali di salah satu wilayah di Jamaika, Getho pada era 40an. Rude yang artinya seseorang yang tidak berguna (Pengangguran). Awalnya, bisa dikatakan Rude Boy hanyalah kelompok geng biasa dengan segudang predikat negative dari masyarakat. Bahkan Rude Boy sering diidentikan dengan kelompok Scofflas, geng penentang hukum dan sering berbuat kriminalitas. Gak susah untuk mengenali Rude Boy, karena mereka memiliki kebiasaan dan ciri tersendiri. Diantaranya gaya dansa lebih pelan dan seperti menonjok-nonjok orang. Serta biasanya mereka menggunakan celana yang hanya sebatas diatas mata kaki.Kebijakan pemerintahan Jamaika yang tidak populer waktu itu, akhirnya menjadikan Rude Boy menjadi bentuk perlawanan balik masyarakat Jamaika. Musik Ska dengan lirik-lirik yang berhubungan dengan Rude Boy kemudian muncul dan cepat populer di masyarakat. Dalam perkembangannya, Rude Boy kemudian menjadi simbol dalam musik Ska. Bukan menjadi icon pemberontak tapi sebagai symbol supporter yang fanatik dengan musik Ska.Ska di IndonesiaDi Indonesia sendiri gak ada catatan kapan dan siapa musisi kita yang awalnya memainkan musik Ska. Satu hal yang pasti, Sejak Tipe-X rajin ngisi pensi sana-sini dengan musik Ska-nya, musik ini seakan naik kasta menjadi musik industrial yang menjanjikan (Awalnya dianggap sebagai musik minoritas atau indie). Meski banyak musisi yang masih mengadopsi mentah-mentah musik ini, seperti Artificial Life dan sebagainya, gak sedikit pula band Ska kita yang melakukan improvisasi sana sini. Selain Tipe-X ada juga Noin Bullet dan Jun Fun Gung Foo yang meracik musik ini dengan sentuhan musik rock.Seperti sudah diprediksi sebelumnya, gong musik Ska berjalan gak sampai 1 dekade. Dan setelah itu, banyak band Ska pada bubar, meski gak semuanya sih. Sekarang kalo ngomongin soal musik yang satu ini, Shaggy Dog dan Tipe-X kayaknya gak ada matinya

beberapa info nih bro ttg sejarah ska indonesia, mungkin bisa didiskusikan lagi :album ska pertama di indonesia : band waiting room,tahun 1997, salah satu lagunya “ruang tunggu”, masuk dikompilasi best alternative indonesia (tonggak musik alternatif) tahun 1998.memang sebelumnya sudah ada warna ska di album-album artis indonesia lawas di tahun 1980-an, sejaman dengan era 2tone dan new wave di inggris, seperti lagunya igor tamerland yang berjudul “enak skaly” dan pemalas.Era booming ska di Indonesia di akhir 90an baru benar2 terjadi setelah kemunculan lagu “genit” dari tipe-x,disusul Jun Fan Gung Foo “bruce lee”, Noin Bullet “bebas”, Purpose “Tiger Clan”, Shaggydog “kecoak” dsb ada juga don legonamun konon katanya ska sudah ada sejak zaman koespuls wowwww!

Tau tipe-x kan? Atau pernah dengan Jun Fan Gan Foo? Es coret? Arigatoo? Collonyet? UFO? Dirty Dools? Purpose? Jet Coaster? Rolling doors?Itu adalah nama band asli Indonesia yang melejit di bawah aliran SKA. Ya, SKA salah satu jenis musik yang disukai banyak orang, termasuk saya. Aliran yang kental dengan suara bass “bersahut-sahutan” dan diikuti oleh suara brass yang enak di dengar menjadi salah satu ciri-ciri dari aliran musik ini. Tapi apakah teman-teman tahu bagaimana sejarah musik SKA?Ska di IndonesiaDi Indonesia sendiri gak ada catatan kapan dan siapa musisi kita yang awalnya memainkan musik Ska. Satu hal yang pasti, Sejak Tipe-X rajin ngisi pensi sana-sini dengan musik Ska-nya, musik ini seakan naik kasta menjadi musik industrial yang menjanjikan (Awalnya dianggap sebagai musik minoritas atau indie). Meski banyak musisi yang masih mengadopsi mentah-mentah musik ini, seperti Artificial Life dan sebagainya, gak sedikit pula band Ska kita yang melakukan improvisasi sana sini. Selain Tipe-X ada juga Noin Bullet dan Jun Fun Gung Foo yang meracik musik ini dengan sentuhan musik rock.Seperti sudah diprediksi sebelumnya, gong musik Ska berjalan gak sampai 1 dekade. Dan setelah itu, banyak band Ska pada bubar, meski gak semuanya sih. Sekarang kalo ngomongin soal musik yang satu ini, Shaggy Dog dan Tipe-X kayaknya gak ada matinya.

Saat musik rock merajai televisi dan radio di Era 90an, musik yang satu ini tiba-tiba muncul dan langsung menjadi trend tersendiri di anak-anak muda. Gak cuman nge-trend di telinga, Ska juga menjadi trend lifestyle remaja saat itu. Baju pantai celana pendek, dengan dandanan necis menjadi wabah seiring demam Ska. Meski identik dengan hura-hura dan pesta, rupanya Ska memiliki sejarah gelap dengan syair-syair berisi penderitaan bangsa terjajah yang tersamar dengan alunan aransemen musik dansa.

Sejak mendapatkan status merdeka dan menjadi negara persemakmuran Inggris, perkembangan musik di Jamaika berkembang sangat cepat. Di era tahun 40an, musik –musik dansa dari Amrik begitu populer, seperti Jazz dan Blues. Hingga pada 1962, Cecil Bustamente Campbell yang kemudian dikenal dengan nama ‘Prince Buster’, tahu bahwa sesuatu yang baru amat dibutuhkan pada saat itu. Ia memiliki seorang gitaris yang bernama Jah Jerry yang kemudian bereksperimen di musik dengan menitik beratkan ketukan “afterbeat” ketimbang “downbeat”.Hingga pada saat ini ketukan afterbeat menjadi esensi dari singkop (penukaran irama) khas Jamaika ditambah Free-walking bass style, Ska pun lahir.

Tahun 1962 Ska mulai masuk ke Inggris, melalui musisi dan Produser imigran Jamaika. Ketenaran musik Ska di Inggris kemudian memuncak dengan keluarnya band The Coventry Automatics (cikal bakal The Specials) di pertengahan tahun 70an. Disini musik Ska digunakan Jerry Dammers (Pendiri the Specials) untuk menangkal isu rasial.Dari Jerrylah kemudian Ska berkembang identik menjadi icon hitam dan putih. Salah satunya munculnya sosok Walt Jabsco (diambil dari nama Walt Disney, pendiri film kartun & Jabsco berarti ganja dalam bahasa slang latin) gambar kartun pria berpakaian jas hitam dengan kemeja putih, dasi hitam, topi ‘pork pie’, kaca mata hitam, kaus kaki putih & sepatu ‘loafers’ hitam. Selain the Specials, ada juga Madness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers, band Ska yang meramaikan musik ini di Inggris.Keberadaan gelombang ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan mengkombinasikan hampir setiap jenis musik yang kira-kira dapat dikimpoikan dengan irama ska. Band-band seperti Jump With Joey, Hepcat, Yebo, NY Ska Jazz Ensemble & Stubborn Allstars tetap bermain pada akar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo Glow Skulls, Mighty Mighty Bosstones, dll menggunakan energi punk untuk menciptakan ska-core. Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetap bertahan pada corak Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll mencirikan pengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal Florida, Pork Pie Tribes menggabungkan beat ska dengan musik tradisional Irlandia. Hal lain yang lebih menarik adalah grup band The Brownies yang mencampurkan ska dengan apa saja.

Rude BoyKeberadaan Rude Boy, menjadi simbol yang tak terpisahkan dengan musik Ska. Sampai sekarang, sosok Rude Boy selalu muncul di setiap pertunjukan dan konser musik Ska di seluruh dunia. Namun siap sangka, awalnya Rude Boy sama sekali tak memiliki hubungan dengan musik Ska.Istilah Rude Boy muncul pertama kali di salah satu wilayah di Jamaika, Getho pada era 40an. Rude yang artinya seseorang yang tidak berguna (Pengangguran). Awalnya, bisa dikatakan Rude Boy hanyalah kelompok geng biasa dengan segudang predikat negative dari masyarakat. Bahkan Rude Boy sering diidentikan dengan kelompok Scofflas, geng penentang hukum dan sering berbuat kriminalitas. Gak susah untuk mengenali Rude Boy, karena mereka memiliki kebiasaan dan ciri tersendiri. Diantaranya gaya dansa lebih pelan dan seperti menonjok-nonjok orang. Serta biasanya mereka menggunakan celana yang hanya sebatas diatas mata kaki.Kebijakan pemerintahan Jamaika yang tidak populer waktu itu, akhirnya menjadikan Rude Boy menjadi bentuk perlawanan balik masyarakat Jamaika. Musik Ska dengan lirik-lirik yang berhubungan dengan Rude Boy kemudian muncul dan cepat populer di masyarakat. Dalam perkembangannya, Rude Boy kemudian menjadi simbol dalam musik Ska. Bukan menjadi icon pemberontak tapi sebagai symbol supporter yang

fanatik dengan musik Ska.Ska di IndonesiaDi Indonesia sendiri gak ada catatan kapan dan siapa musisi kita yang awalnya memainkan musik Ska. Satu hal yang pasti, Sejak Tipe-X rajin ngisi pensi sana-sini dengan musik Ska-nya, musik ini seakan naik kasta menjadi musik industrial yang menjanjikan (Awalnya dianggap sebagai musik minoritas atau indie). Meski banyak musisi yang masih mengadopsi mentah-mentah musik ini, seperti Artificial Life dan sebagainya, gak sedikit pula band Ska kita yang melakukan improvisasi sana sini. Selain Tipe-X ada juga Noin Bullet dan Jun Fun Gung Foo yang meracik musik ini dengan sentuhan musik rock.Seperti sudah diprediksi sebelumnya, gong musik Ska berjalan gak sampai 1 dekade. Dan setelah itu, banyak band Ska pada bubar, meski gak semuanya sih. Sekarang kalo ngomongin soal musik yang satu ini, Shaggy Dog dan Tipe-X kayaknya gak ada matinya

beberapa info nih bro ttg sejarah ska indonesia, mungkin bisa didiskusikan lagi :album ska pertama di indonesia : band waiting room,tahun 1997, salah satu lagunya “ruang tunggu”, masuk dikompilasi best alternative indonesia (tonggak musik alternatif) tahun 1998.memang sebelumnya sudah ada warna ska di album-album artis indonesia lawas di tahun 1980-an, sejaman dengan era 2tone dan new wave di inggris, seperti lagunya igor tamerland yang berjudul “enak skaly” dan pemalas.Era booming ska di Indonesia di akhir 90an baru benar2 terjadi setelah kemunculan lagu “genit” dari tipe-x,disusul Jun Fan Gung Foo “bruce lee”, Noin Bullet “bebas”, Purpose “Tiger Clan”, Shaggydog “kecoak” dsb ada juga don legonamun konon katanya ska sudah ada sejak zaman koespuls wowwww!

Mengnal Lebih Dekat Seorang Bob Marley


1. Kelahiran Bob

Marley sempat menjadi

pergunjingan karena

perbedaan mencolok antara

kedua orang tuanya. Bapak

Bob Marley, Kapten Norval

Sinclair Marley, adalah

seorang pejabat yang cukup

disegani di pemerintahan

Inggris. Sedangkan ibu Bob

Marley Candella merupakan

wanita pribumi.

2. Pada saat hari kelahiran

Bob Marley, sejumlah orang

bersaksi bahwa mereka

melihat beberapa meteor

jatuh. Menurut keyakinan

setempat, hal tersebut

diartikan ada tokoh besar

yang lahir pada hari itu.

3. Bob Marley kecil harus

hidup tanpa figur seorang

bapak sejak ia berusia 10

tahun setelah Norval

meninggal pada tahun 1955.

4. Di usianya yang ke 14 Bob

Marley memutuskan keluar

dari sekolah dan belajar

mengelas serta mulai belajar

musik dengan sahabatnya

Bunny Wailer dan Joe Higgs.

5. Bob Marley mulai

mencintai musik dan

membentuk band pada tahun

1962. Band pertama yang

dibentuknya adalah The

Teeneger . Ketika itu Bob

Marley dan kawan-kawan

memainkan musik ska

rocksteady. Band inilah cikal

bakal The Wailers , sebuah

grup yang sangat populer

hingga saat ini.

6. Pada tahun 1977 Bob

Marley sebenarnya sudah

didiagnosa mengidap kanker

kulit, namun hal tersebut

disembunyikan dari publik

tanpa alasan yang jelas.

7. Seperti istrinya, Rita , Bob

Marley adalah seorang

menganut Rastafarianism.

Rastafari adalah suatu

kepercayaan yang lahir di

Jamaika, namun sebagian

orang lebih suka

menyebutnya sebagai way of

life.

8. Rambut gimbal merupakan

ungkapan kebanggaan Bob

Marley terhadap tanah

kelahiran dan juga sebagai

simbol pendekatan diri

kepada Jah (Tuhan).

9. Tahun 1977 Bob

Marley mendapati luka di

jempol kakinya. Pada awalnya

ia mengira bahwa luka

tersebut didapatinya setelah

ia bermain sepak bola, namun

justru cedera itulah awal

mula penyebab kematian Bob

Marley. Dokter menjelaskan

bahwa ia mengidap kanker

kulit dan menyarankan

Bob untuk mengamputasi

jempol kakinya, namun

karena kepercayaan yang

dianutnya melarang hal

tersebut, maka Bob marley

menolak saran sang dokter.

10. Bob Marley mendapatkan

penghargaan Rock and Roll

Hall of Fame dan a Grammy

Lifetime Achievement Award

atas karya-karya yang

diciptakannya.

11. Seperti seorang

Rastafarian pada umumnya,

Bob Marley juga seorang

Vegetarian.

12. Secara biologis, Bob

marley memiliki 9 anak dari

7 wanita berbeda. Bob

Marley juga pernah

mengadopsi 2 anak semasa

hidupnnya.

13. Dari 9 anak Bob Marley ,

7 diantaranya berprofesi

sebagai penyanyi. Mereka

adalah Sharon , Cedella,

Ziggy , Stephen, Julian , Ky-

Mani, dan Damian.

14. Bob Marley dimakamkan

di ruang bawah tanah di Nine

MIlem St Ann Parish, Jamaika

bersama barang-barang

favoritnya seperti gitar Les

Paul, bola sepak, kitab

Rastafarian dan daun ganja.

Meskipun telah lama

meninggalkan fansnya, namun

karya Bob Marley dipastikan

akan tetap abadi di dunia. Tak

salah bila ia disebut sebagai

seorang legenda. Semoga

menemukan kedamaian di

sana, Bob.

Selasa, 10 Desember 2013

reggae



REGGAE & RASTAFARIAN

Bob_Marley_wallpaper_picture_image_free_music_Reggae_desktop_wallpaper_1024
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya,kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady,yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an,pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.
Sejarah gerakan penyadaran identitas kaum kulit hitam, yang kemudian bertemali erat dengan keberadaan musik reggae, mulai disemai pada awal abad ke-20. Adalah Marcus Mosiah Garvey, seorang pendeta dan aktivis kulit hitam Jamaika, yang melontarkan gagasan “Afrika untuk Bangsa Afrika…” dan menyerukan gerakan repatriasi (pemulangan kembali) masyarakat kulit hitam di luar Afrika. Pada tahun 1914, Garvey mendirikan Universal Negro Improvement Association (UNIA), gerakan sosio-religius yang dinilai sebagai gerakan kesadaran identitas baru bagi kaum kulit hitam.
Pada tahun 1916-1922, Garvey meninggalkan Jamaika untuk membangun markas UNIA di Harlem, New York. Konon sampai tahun 1922, UNIA memiliki lebih dari 7 juta orang pengikut. Antara tahun 1928-1930 Garvey kembali ke Jamaika dan terlibat dalam perjuangan politik kaum hitam dan pada tahun 1929 Garvey meramalkan datangnya seorang raja Afrika yang menandai pembebasan ras kulit hitam dari penindasan kaum Babylon (sebutan untuk pemerintah kolonial kulit putih—merujuk pada kisah kitab suci tentang kaum Babylon yang menindas bangsa Israel). Ketika Ras Tafari Makonnen dinobatkan sebagai raja Ethiopia di tahun 1930, yang bergelar HIM Haile Selassie I, para pengikut ajaran Garvey menganggap Ras Tafari sebagai sosok pembebas itu. Mereka juga menganggap Ethiopia sebagai Zion—tanah damai bak surga—bagi kaum kulit hitam di dalam maupun luar Afrika. Ajaran Garvey pun mewujud menjadi religi baru bernama Rastafari dengan Haile Selassie sebagai sosok yang di-tuhan-kan.
Pada bulan April 1966, karena ancaman pertentangan sosial yang melibatkan kaum Rasta, pemerintah Jamaika mengundang HIM Haile Selassie I untuk berkunjung menjumpai penghayat Rastafari. Dia menyampaikan pesan menyediakan tanah di Ethiopia Selatan untuk repatriasi Rasta. Namun Haile Selassie juga menekankan perlunya Rasta untuk membebaskan Jamaika dari penindasan dan ketidak adilan dan menjadikan Rastafari sebagai jalan hidup, sebelum mereka eksodus ke Ethiopia.
Tahun-tahun setelahnya kredo gerakan tersebut makin tersebar luas, yakni “Bersatunya kemanusiaan” adalah pesannya, musik adalah modus operandinya, perdamaian di bumi seperti halnya di surga (Zion) adalah tujuannya, memperjuangkan hak adalah caranya dan melenyapkan segala bentuk penindasan fisik dan mental adalah esensi perjuangannya.” Ketika Bob Marley menjadi pengikut Rastafari di tahun 1967 dan setahun kemudian disusul kelahiran reggae, maka modus operandi penyebaran ajaran Rastafari pun ditemukan: reggae!
Bob Marley, Nabi Para Rasta
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.
Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.
The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.
One Love! One Heart!
Lets get together and feel all right.
Hear the children cryin (One Love!);
Hear the children cryin (One Heart!)
(One Love / People Get Ready)
Dreadlock (gimbal)
Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang.
Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.
Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh.
Bob Marley
Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai kaum “Dread” untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah dreadlocks—tatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari).
Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar. Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda dari para “baldhead” (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka golongkan sebagai kaum Babylon—istilah untuk penguasa penindas. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik reggae lahir pada tahun 1968.
Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan, termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang permanen.
Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.
REGGAE & RASTAFARIAN
Reggae merupakan salah satu jenis aliran musik yang sudah tidak asing lagi, meskipun komunitas pecinta musik reggae di Indonesia terbilang tidak terlalu banyak.
Sayangnya, meskipun menyuarakan perdamaian, banyak pula yang memandang negatif terhadap komunitas penggemar musik reggae. Mereka diidentikkan dengan kehidupan bebas serta konsumsi daun ganja.
Irama musik reggae ini, terdengar mengasyikkan. Iramanya yang dinamis, membuat pendengarnya terhanyut. Mereka ikut menghayati lirik-lirik dalam sebuah lagu berirama reggae ini.
Sepintas, penampilan para penggemar musik reggae ini seakan menunjukkan gaya hidup yang masa bodoh. Kaos oblong, jeans belel, serta rambut gimbal, menambah lusuh penampilannya.
Ditambah lagi dengan adanya stereotipe negatif yang selama ini muncul. Musik reggae terkesan identik dengan ganja, mariyuana, serta seks bebas. Hal itu diperkuat oleh kenyataan di mana petugas kebersihan kerap menemukan sisa lintingan ganja yang habis dibakar, seusai pertunjukkan musik reggae.
Soal penggunaan ganja untuk menikmati musik reggae tidaklah diterima oleh seluruh penikmat musik reggae. Menurut mereka, reggae sebetulnya adalah musik yang membawa pesan perdamaian.
Sehingga tak ada hubungannya sama sekali dengan penggunaan ganja yang merupakan benda ilegal untuk dikonsumsi secara bebas.Musik reggae semakin populer ke seluruh penjuru dunia di era tahun 1980-an, termasuk di Indonesia. Akar musik ini adalah musik ska, yang temponya lebih cepat dibandingkan reggae.
Dan kematian Bob Marley pada tahun 1981, malah semakin membuat musik dinamis ini menjadi semakin digemari.Bisa jadi, penggemar musik yang menghisap ganja saat mendengar lagu-lagu reggae, sebetulnya terbawa oleh upaya meniru perilaku perilaku negatif idolanya.
Pada praktiknya, menghisap ganja dapat memunculkan fantasi tertentu bagi penggunanya. Dan ini yang diyakini oleh sebagian orang agar dapat membuat mereka lebih menikmati musik yang dimainkan.
Bagi sebagian orang, reggae sebetulnya dapat memberikan pengaruh yang positif. Selain lirik lagu reggae berisi pesan perdamaian, juga memberikan dorongan untuk membuat hidup lebih baik.
Pesan perjuangan yang diusung dalam musik reggae, diilhami dari kondisi sosial di Afrika, khususnya di Jamaika, yang merupakan daerah koloni negara-negara Eropa.
Karena itu, tidak heran orang-orang yang bernasib serupa dengan orang Jamaika, akhirnya juga menyukai reggae.
Namun, tidak semua penggemar reggae memahami makna di balik gelora musik ini. Sebagian masih melihatnya sekedar sebagai hiburan belaka, yang berkonotasi dengan suasana santai, atau liburan.
Sebutan rastaman muncul karena musik reggae awalnya diusung oleh penganut rastafari. Masalahnya, banyak yang menyalahartikan identitas rastafari. Padahal, para penganut rastafari tidak identik dengan alkohol atau pun ganja. Bahkan, mereka tidak memakan daging alias vegetarian.
Sejatinya, rastafari awalnya merupakan suatu gerakan yang populer di Karibia. Gerakan ini menolak bangsa Afrika berada dalam penindasan kulit putih.Ras Muhamad(musisi reggae Indonesia) yang menjalani falsafah rastafari sejak sepuluh tahun terakhir mengakui, di Indonesia terdapat bias dalam memandang rastafari.
Sesungguhnya, penganut rastafari yang disebut sebagai rastaman, atau rastafarian tidak mengkonsumsi alkohol, obat bius, ganja, dan beberapa diantaranya adalah vegetarian. Perbedaan cara memandang pada gerakan ini lebih disebabkan minimnya sumber-sumber informasi yang benar-benar paham akan rastafari.
Sehingga justru yang timbul dan diikuti oleh sebagian orang adalah perilaku negatifnya saja.Salah satu musisi Jamaika, Bob Marley, yang juga menganut rastafarian, memberi andil yang signifikan dalam mempopulerkan reggae ke dunia internasional.
Tembang-tembang yang dimainkan oleh Bob Marley memanifestasikan gerakan perjuangannya melawan rezim apartheid di Afrika.
Lagu dalam musik reggae yang berisi pesan perdamaian, serta perjuangan terhadap kehidupan maupun kritik-kritik sosial dilatarbelakangi situasi di Afrika, lebih khusus lagi di Jamaika, yang kerap mengalami pertikaian politik.
Lagu-lagu yang berakar dari musik Jamaika, seperti reggae atau ska, yang sarat dengan semangat anti perbudakan, keinginan untuk hidup mandiri, serta memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, merupakan bagian yang tidak jauh berbeda dengan falsafah Rastafari.
Namun, bagian positif seperti ini kerap luput dari pandangan banyak penggemar reggae. Sebagian besar justru lebih banyak terbawa arus gaya hidup sang legenda, Bob Marley.
Kalangan musisi yang bergelut di aliran musik reggae menyayangkan kaum pecinta reggae yang tidak mengerti makna sesungguhnya, musik yang satu ini. Mereka berharap, para pecinta reggae menghayati makna terdalam dari musik yang satu ini agar aliran ini tidak dimanfaatkan untuk menjaring kaum remaja ke arah yang negatif.
Saat ini banyak penggemar reggae yang menamai diri rastaman, tetapi menjalani gaya hidup yang seenaknya, yang bertolak belakang dengan pandangan penganut rastafari. Padahal, meski berasal dari kawasan yang sama, reggae dan rastafari merupakan dua hal yang berbeda.
Begitu kentalnya nuansa falsafah rastafarian dalam ratusan tembang yang dicipta dan dibawakan musisi reggae, membuat citra reggae dan rastafarian sulit untuk dipisahkan.
Minimnya informasi mengenai esensi dari reggae dan rastafarian membuat pengertian antar keduanya menjadi tumpang tindih. Bahkan, ada orang yang menggunakan kata rasta sebagai kata ganti untuk mariyuana, atau ganja.
Sehingga beberapa orang merasa takut untuk disebut sebagai rastaman, karena berkonotasi negatif. Dalam hal penggunaan ganja, Tony Q(musisi reggae Indonesia) yang sudah belasan tahun bergelut di musik reggae, baik di dalam negeri, maupun mancanegara, punya pengalaman tersendiri dalam hal penggunaan ganja sebagai benda terlarang.
Jika diamati, para musisi reggae memang punya simpati kuat pada kaum rastafarian. Karena itu, mereka keberatan jika reggae dikonotasikan identik dengan kehidupan yang negatif. Kendati sebagai hiburan, musik reggae sejatinya berisi pesan positif.
Pada intinya, setelah melalui perjalanan panjangnya, reggae dan rastafarian bisa dibilang punya arah yang sama. Membawa pesan kasih sayang dan perdamaian, bukan sekedar berambut gimbal atau tampil berantakan.
Tak kenal maka tak sayang. Itulah jeritan hati pecinta reggae sejati. Kebebasan yang mereka inginkan, bukanlah kebebasan tanpa batas lewat pengaruh daun ganja.